Wednesday, June 22, 2022

Stereotip "Wanita Sarjana" Memilih Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga

 




Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi pada dasarnya selalu berorientasi mengenai masalah materi. Manusia selalu berusaha untuk bisa mengejar segala arti kebutuhan materinya selama mereka masih bernafas di dunia ini. Melakukan tindakan stereotip sebagai langkah kehangatan atas situasi tertentu dan membentuk kompetisi tertentu yang akhirnya berdampak pada bentuk tindakan sosial dalam memberikan pandangan kepada yang lainnya. Indonesia memiliki beragam budaya dan kepercayaan dan tak jarang dari perbedaan itu timbul sebuah konflik. Perbedaan tersebut terkadang memunculkan stereotip dan prasangka terhadap etnik tertentu. Stereotip adalah penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap seseorang lainnya yang hanya dilakukan berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan, sehingga kemunculan stereotip tidak terlepas daripada proses sosial dan interaksi sosial yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Stereotip yang paling umum terjadi di masyarakat kita biasanya mengenai gender dan keanggotaan di kelompok etnik atau pekerjaan. Stereotip gender adalah kepercayaan akan adanya perbedaan ciri-ciri atau atribut yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Orang memiliki respek lebih kepada laki-laki daripada perempuan dan faktor ini memainkan peran penting pada diskriminasi di tempat kerja bagi wanita. Stereotip gender sendiri cenderung merugikan para pemimpin perempuan. Contohnya, ada seorang manajer perempuan lebih mungkin dianggap enteng atau remeh oleh para stafnya. Sedangkan, ketika laki-laki mengarahkan staff-nya atau mengarahkan yang lain, mereka sering dianggap tegas dan kompeten pada pekerjaannya. Tetapi, seringkali ketika perempuan yang mengarahkan, mereka tidak disukai dan dijuluki kasar, galak, suka mengatur (bossy). Doering & Thebaud (2017)

Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian terhadap stereotip profesi perempuan di salah satu desa di daerah Jawa Barat, 

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa stereotip terhadap perempuan bergelar sarjana yang memilih profesi sebagai ibu rumah tangga di desa tersebut hasilnya sangat negatif. Dalam artian, ibu-ibu warga desa  tersebut mempunyai perspektif bahwa perempuan yang mempunyai gelar sarjana ilmunya sia-sia, karena hanya memilih sebagai ibu rumah tangga dan tidak diaplikasikan ke dalam dunia pekerjaan. Tidak hanya itu, ibu-ibu warga desa tersebut berpendapat bahwa dari awal jika sudah ada niat untuk tidak mau bekerja untuk apa sekolah tinggi-tinggi hanya menghabiskan uang orang tuanya. Lalu, mereka beranggapan seharusnya dengan sekolah tinggi para perempuan bergelar sarjana bisa memberikan timbal balik berupa hadiah, uang dan lain sebagainya kepada orang tua mereka. Peneliti melihat bahwa ibu-ibu warga desa tersebut belum mempunyai pengetahuan yang luas selalu memandang seseorang itu dengan sebelah mata.

Di desa tersebut terbilang banyak yang selalu meremehkan profesi sebagai ibu rumah tangga. Namun, ada beberapa ibu-ibu warga desa tersebut yang tidak menganggap remeh pekerjaan seorang ibu rumah tangga bahkan mereka menghargai keputusan tersebut. Pro dan kontra memang selalu ada dalam kehidupan, ketika kita melihat suatu permasalahan jangan pernah masalah tersebut diumbarkan melainkan harus mencari solusi yang bisa dipecahkan agar tidak ada stereotip yang menjatuhkan orang lain dan bisa merugikan orang lain. Sebagai makhluk hidup kita harus bisa menghargai perbedaan dan keputusan dari pribadi masing-masing. 

Sejatinya ladies, menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir adalah suatu pilihan dari pribadi masing-masing. Jika hal tersebut merupakan pilihan dari masing-masing pribadi jangan pernah mendengarkan perkataan/pendapat orang lain terhadap pilihan kita, karena yang tahu kehidupan baik-buruknya adalah kita sendiri. Orang lain hanya pandai berpendapat/menilai namun tidak pernah pandai untuk melihat dirinya sendiri apakah sudah melakukan hal-hal hebat atau belum. Ladies, apapun pilihan kalian tetaplah pada pendirian yang teguh agar orang lain tidak bisa menjatuhkan dirimu.

So, ladies apakah pendapatmu??

Stereotip "Wanita Sarjana" Memilih Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga

  Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi pada dasarnya selalu berorientasi mengenai masalah materi. Manusia selalu berusaha untuk bisa ...