Wednesday, September 16, 2020

Tata Cara Sholat Sunnah Rawatib dan Keutamaannya


 


Sholat Rawatib

       Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah. Sedangkan sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.

Di antara tujuan disyari’atkannya shalat sunnah qobliyah adalah agar jiwa memiliki persiapan sebelum melaksanakan shalat wajib. Perlu dipersiapkan seperti ini karena sebelumnya jiwa telah disibukkan dengan berbagai urusan dunia. Agar jiwa tidak lalai dan siap, maka ada shalat sunnah qobliyah lebih dulu. Sedangkan shalat sunnah ba’diyah dilaksanakan untuk menutup beberapa kekurangan dalam shalat wajib yang baru dilakukan. Karena pasti ada kekurangan di sana-sini ketika melakukannya.

Niat Sholat Sunnah Qobliyah dan Ba'diyah (Sholat Rawatib)

Niat Sholat Sunnah Qobliyyah Subuh (2 Raka'at)

 

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Latin ;

USHOLLI SUNNATASH-SHUBHI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA AN LILLAAHI TA'AALA

 

Artinya : “Aku niat melakukan shalat sunat sebelum subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala”.

 

Niat Sholat Sunnah Qobliyyah Dzuhur (2 Raka'at)

 

صَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Latin ;

USHOLLI SUNNATAZH-ZHUHRI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA AN LILLAAHI TA'AALA

 

Artinya : “Aku niat melakukan shalat sunat sebelum dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala”.

 

Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Dzuhur (2 Raka'at)

 

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

LAtin ;

USHOLLI SUNNATAZH-ZHUHRI ROK'ATAINI BA'DIYYATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA AN LILLAAHI TA'AALA

 

Artinya : “Aku niat melakukan shalat sunat setelah dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala”.

 

 

Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Maghrib (2 Raka'at)

 

اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Latin ;

USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK'ATAINI BA'DIYYATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA AN LILLAAHI TA'AALA

 

Artinya : “Aku niat melakukan shalat sunat setelah maghrib 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala”.

Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah 'Isya (2 Raka'at)

 

اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

LAtin ;

USHOLLI SUNNATAL 'ISYAA'I ROK'ATAINI BA'DIYYATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA AN LILLAAHI TA'AALA

 

Artinya : “Aku niat melakukan shalat sunat setelah 'isya 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala”.

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Pertama:

Shalat adalah sebaik-baik amalan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ

Artinya ; “Ketahuilah, sebaik-baik amalan bagi kalian adalah shalat.”

 

Kedua:

Akan meninggikan derajat di surga karena banyaknya shalat tathowwu’ (shalat sunnah) yang dilakukan

Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam– pernah ditanyakan mengenai amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amalan yang paling dicintai oleh Allah. Kemudian Tsauban mengatakan bahwa beliau pernah menanyakan hal tersebut pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau menjawab,

 

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

Artinya ; “Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah engkau bersujud pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu.”[2] Ini baru sekali sujud. Lantas bagaimanakah dengan banyak sujud atau banyak shalat yang dilakukan?!

 

Ketiga:

Menutup kekurangan dalam shalat wajib

Seseorang dalam shalat lima waktunya seringkali mendapatkan kekurangan di sana-sini sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Artinya ; “Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh dari shalatnya.”

 

Untuk menutup kekurangan ini, disyari’atkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Artinya ; “Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”

 

Keempat:

Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 raka’at dalam sehari akan dibangunkan rumah di surga.

Dari Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

« مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

Artinya ; “Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.

Di antara periwayat hadits di atas adalah An Nu’man bin Salim, ‘Amr bin Aws, ‘Ambasah bin Abi Sufyan dan Ummu Habibah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– yang mendengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung.

Ummu Habibah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” ‘Ambasah mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.” ‘Amr bin Aws mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Ambasah.” An Nu’man bin Salim mengatakan, “Aku tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari sejak aku mendengar hadits tersebut dari ‘Amr bin Aws.” Yang dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari dijelaskan dalam riwayat At Tirmidzi, dari ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Artinya ; “Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.”

Hadits di atas menunjukkan dianjurkannya merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak 12 raka’at setiap harinya.

Dua belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah: empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, [4] dua raka’at sesudah ‘Isya’, [5] dua raka’at sebelum Shubuh.

 

Shalat Qobliyah Shubuh Jangan Sampai Ditinggalkan

Shalat sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah fajr memiliki keutamaan sangat luar biasa. Di antaranya disebutkan dalam hadits ‘Aisyah,

 

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya ; “Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat melakukan shalat ini, sampai-sampai ketika safar pun beliau terus merutinkannya.

‘Aisyah mengatakan,

 

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ

Artinya ; “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memiliki perhatian yang luar biasa untuk shalat sunnah selain shalat sunnah fajar.”

 

Ibnul Qayyim mengatakan,

“Termasuk di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar adalah mengqoshor shalat fardhu dan beliau tidak mengerjakan shalat sunnah rawatib qobliyah dan ba’diyah. Yang biasa beliau tetap lakukan adalah mengerjakan shalat sunnah witir dan shalat sunnah qabliyah shubuh.

Beliau tidak pernah meninggalkan kedua shalat ini baik ketika bermukim dan ketika bersafar.”

 

Tiga Model untuk Shalat Rawatib Zhuhur

Dalam melakukan shalat sunnah rawatib zhuhur ada tiga model yang bisa dilakukan.

 

Pertama:

Empat raka’at sebelum Zhuhur dan dua raka’at sesudah Zhuhur sebagaimana telah dikemukakan dalam hadits ‘Aisyah di atas.

 

Kedua:

Empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at sesudah zhuhur. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits Ummu Habibah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ

Artinya ; “Barangsiapa merutinkan shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at sesudah Zhuhur, maka akan diharamkan baginya neraka.”[12]

 

Ketiga:

Dua raka’at sebelum Zhuhur dan dua raka’at sesudah Zhuhur. Dari Ibnu ‘Umar, beliau mengatakan,

 

فِظْتُ مِنَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِى بَيْتِهِ ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِى بَيْتِهِ ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ

Artinya ; “Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh raka’at (sunnah rawatib), yaitu dua raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum Shubuh

 

Lebih Bagus Menjalankan Shalat Sunnah di Rumah

Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menjalankan setiap shalat sunnah di rumah, kecuali jika memang ada hajat atau faktor lain yang mendorong untuk melakukannya di masjid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

Artinya ; “Sesungguhnya seutama-utama shalat adalah shalat seseorang di rumahnya selain shalat wajib.”

 

Di antara keutamaan lainnya mengerjakan shalat di rumah, apalagi ketika baru datang dari masjid atau akan pergi ke masjid terdapat dalam hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إذا خرجت من منزلك فصل ركعتين يمنعانك من مخرج السوء وإذا دخلت إلى منزلك فصل ركعتين يمنعانك من مدخل السوء

Artinya ; “Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang ada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.”

 

Kontinu dalam Amalan itu Lebih Baik

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Artinya ; ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”

Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.

 

Sumber:http://play.google.com/store/apps/details?id=com.empiris.BelajarTajwidAlQuran

 

Monday, September 7, 2020

Tata Cara Sholat Taubat Lengkap Pengertian dengan Niat, Dzikir, dan Doa

 

 

www.google.com/search?q=foto+ibadah+islam

Shalat Taubat ialah salah satu Shalat Sunnah yg ada didalam Ajaran Islam yg bisa dikerjakan oleh setiap Muslim baik Laki – Laki maupun Perempuan dg Jumlah Raka’at Minimal Dua Raka’at sampai Enam Raka’at yang masing – masing Dua Raka’at terdapat Satu Salam sehingga jika kalian mengerjakan Shalat Sunnah Taubat ini sebanyak Dua Raka’at maka terdapat Satu Salam dan jika mengerjakan Empat Raka’at maka terdapat Dua Salam didalamnya. Adapun Sholat Taubat ini dilakukan sebagai cara atau sarana meminta ampunan (Taubat) kepada Alloh Swt atas semua perbuatan dosa yg sudah anda lakukan karena setiap Manusia pasti mempunyai Dosa baik itu sengaja maupun tidak sehingga alangkah bijak jika seorang Muslim mengakui atau menyadari atas dosa yg pernah dilakukannya tersebut baik itu Dosa Besar maupun Dosa Kecil dan mereka langsung meminta ampunan atau bertaubat kepada Alloh Swt dg menunaikan Sholat Taubat Dua Raka’at ini.

Sedangkan didalam Pengertian Taubat sendiri menurut Bahasa mempunyai arti kembali kepada kebenaran dan Pengertian Taubat menurut Islam ialah menyadari atau Menyesali dari berbagai perbuatan dosa yg telah dilakukannya, lalu memohon Ampunan kepada Alloh Swt atas semua perbuatan yg telah dilakukan tersebut dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi perbuatan – perbuatan dosa tersebut untuk kedepannya. Lalu untuk Tata Cara Bertaubat yg benar antara lain meminta ampun kepada Alloh Swt dg lisan dan dengan hati yaitu melakukan Sholat Taubat Dua Raka’at dan membaca Istighfar sebanyak – banyaknya, menyesali dlm hati atas dosa – dosa yg pernah dibuat dan berjanji untuk tidak mengulangi atau meninggalkan semua perbuatan dosa tersebut, semakin rajin mengerjakan Shalat Lima Waktu, Berdzikir dan melakukan amalan2 Shalih lainnya agar selalu dilindungi oleh Alloh Swt dari segala godaan – godaan yg dapat menuntun kita kedalam perbuatan dosa.

 

Keutamaan sholat sunnah Taubat

Untuk Keutamaan Shalat Taubat sendiri antara lain akan mendapatkan pahala karena Hukum Mengerjakan Shalat Taubat ini adalah ;

Sunnah dan Hukum Sholat Taubat Sunnah tersebut mempunyai pengertian akan mendapatkan Pahala dan Keutamaannya jika mereka mengerjakan Sholat Taubat, tetapi tidak akan mendapatkan apa – apa jika mereka tidak mengerjakan Sholat Taubat ini.

Keutamaan Mengerjakan Sholat Taubat selanjutnya adalah akan mendapatkan ketenangan jiwa karena kita sebagai seorang Muslim sudah meminta ampunan kepada Alloh atas semua dosa – dosa yg telah kita perbuat dan telah berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Perlu kalian ketahui bahwa Alloh Swt akan selalu menerima Taubat para Hambanya walaupun Hambanya tersebut mempunyai dosa sebesar Gunung ataupun seluas lautan, didalam Al Qur’an pada Surat Al Taubah Ayat 104 telah dijelaskan dg bunyi,

” Tidaklah mereka mengetahui bahwa Alloh Swt akan menerima Taubat dari Hamba2nya dan menerima Zakat dan bahwasanya Alloh Swt itu Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS. At Taubah, Ayat : 104) ”.

 

Bacaan niat

    Niat shalat taubat adalah sebagai berikut:

 

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةَ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Latin ; 

Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala

Artinya: "Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah".

 

Waktu & Tata cara mengerjakan Sholat taubat

Untuk ulasan Cara Mengerjakan Shalat Taubat ini dilakukan seperti mengerjakan Shalat Wajib Lima Waktu ataupun Shalat Sunnah Dua Raka’at lainnya ; yg dilakukan dg awalan ; membaca Niat Sholat Taubat dan diakhiri dengan Salam di Raka’at Kedua (Terakhir) karena didalam Sholat Taubat ini bisa dikerjakan dengan Jumlah Raka’at minimal Dua Raka’at sampai Delapan Raka’at dan setiap Dua Raka’at terdapat satu salam didalamnya sehingga jika mengerjakan Sholat Taubat Delapan Raka’at terdapat Empat Salam.

Adapun untuk Waktu Shalat Taubat ini bisa dikerjakan kapan saja baik Siang maupun Malam dan untuk Waktu Mengerjakan Sholat Taubat terbaik bisa anda lakukan di Akhir Malam atau lebih tepatnya saat saat tengah Malam karena

” Allah Swt akan turun ke langit dunia pd sepertiga malam terakhir dan Alloh berfirman bahwa siapa saja yg berdoa kpd ku maka akan aku kabulkan, siapa yg meminta kepada ku maka akan aku berikan dan siapa yang meminta ampun kepada ku maka tentu akan aku ampuni (Hadist Riwayat : Bukhari dan Muslim) ”

Kemudian Tata Cara Shalat Taubat pada Raka’at Pertama ialah ;

Membaca Niat Shalat Taubat yang dibacakan secara Ikhlas dan Khusyu, setelah itu melakukan Gerakan Shalat Takbiratul Ikhram yang dibarengi membaca Allohu Akbar selanjutnya membaca Doa Iftitahdilanjutkan membaca Surat Al Fatihah sampai selesai, sehabis membaca Surat Al Fatihah maka anda dilanjutkan dengan membaca satu Suratan (baik itu Surat Al Ikhlas atau Surat Al Kafirun atau Surat Al Falaq ataupun Surat An Nas, (Dipilih salah satu untuk dibacakan di Raka’at Pertama setelah membaca Surat Al Fatihah),) setelah selesai membaca Suratan yg dipilih maka anda bisa melanjutkan dengan Gerakan Shalat Ruku,

Gerakan Shalat I’tidal, Gerakan Shalat Sujud Pertama, Gerakan Shalat Duduk diantara Dua Sujud, diteruskan dengan Gerakan Shalat Sujud Kedua dan dilanjutkan dg langsung berdiri lagi untuk mengerjakan Sholat Taubat pada Raka’at Kedua. Sedangkan Langkah – Langkah Mengerjakan Shalat Taubat pada Raka’at Kedua sendiri dilakukan dengan ; langsung membaca Surat Al Fatihah setelah anda berdiri setelah melakukan Gerakan Shalat Sujud Kedua di dlm Raka’at Pertama,yang dilanjutkan dengan mambaca salah satu Surat baik itu Surat Al Ikhlas atau Surat Al Kafirun atau Surat Al Falaq ataupun Surat An Nas dengan catatan bahwa Suratan yg sudah dibacakan didalam Raka’at Pertama tidak boleh dibaca ulang pada Raka’at Pertama, setelah selesai membaca Suratan yg dipilih maka anda bisa melanjutkan dengan Gerakan Shalat Ruku,

Gerakan Shalat I’tidal,Gerakan Shalat Sujud Pertama, Gerakan Shalat Duduk diantara Dua Sujud, diteruskan dengan Gerakan Shalat Sujud Kedua dan dilanjutkan dg Gerakan Shalat Tahiyat Akhir yang nantinya diakhiri dengan kedua salam. Adapun perlu kalian ketahui bahwa disetiap Gerakan Shalat didalam Sholat Taubat ini Bacaan Doanya masih sama seperti Gerakan Sholat pada saat mengerjakan Shalat Wajib Lima Waktu ataupun Shalat Sunnah lainnya.

 

Dzikir dan Doa



Latin;

Subhaanalloohil ‘azhiim. (100 kali)

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Agung”.

 

 



Latin;

Astaghfirulloohal ‘azhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilaiih, taubata ‘abdin zhoolimin laa yamliku linafsihii dhorrow wanaf’aw walaa mautaw walaa hayaataw walaa nusyuroo.

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan yang hak disembah selain Dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya, pertaubatan seorang hamba yang berbuat dosa yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat mudharat atau manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit dihari nanti”.

 

 



Latin:

Alloohumma anta robbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii, wa-ana ‘abduka wa-ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu, a’uudzubika minsyarri maa shona’tu, abuu-ulaka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bidzambii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

 

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, semampuku kupenuhi janjiku kepada-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat, aku berserah diri kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku dan aku berserah diri kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau”.

 

 



Latin

Astaghfirulloohal ‘azhiim, (100 kali)

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung”.

 


 

Latin:

Alloohumma maghfirotuka ausa’u mindzunuubii wa rohmatuka arjaa ‘indii min ‘amalii.

Artinya: “Ya Allah, ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku, dan rahmat-Mu lebih berharga daripada amal-amalku”.

 

 


Latin:

Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (10 kali)

Artinya: “Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian, Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

 

 

 


Latin ;

Laa ilaaha illallooh (100 kali)

Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah”.

 

 


Latin ;

Laa ilaaha illalloohu Muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam, kalimatu haqqin ‘alaihaa nahyaa wa’alaihaa namuutu wabihaa nub’atsu insyaa Alloohu ta’aalaa birohmatihii wakaromihii minal aaminiin.

Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Muhammad SAW adalah utusan Allah, yang dengan kalimat itu kami berpegang teguh dalam hidup, dan ketika kami mati. Dengan kalimat itu kami dihidupkan kembali, insya Allah dengan curahan rahmat dan kemuliaan-Nya, kami mendapat keamanan”.

 

Doa Sesudah Sholat taubat

 


Latin;

Alloohumma innii astaghfiruka min kulli dzambin tubtu ilaika minhu tsumma ‘udtu fiih, wa astaghfiruka minkulli maa wa’adtuka bihii minnafsii tsumma lam uufi laka bih, wa astaghfiruka minkulli ‘amalin arodtu bihii wajhakal kariimi fakhoolathohuu ghoiruk, wa astaghfiruka min kulli ni’matin an’amta bihaa ‘alayya fasta’antu bihaa ‘alaa ma’shiyatik, wa astaghfiruka yaa ‘aalimal ghoibi wasysyahaadati minkulli dzambin ataituhuu fii dhiyaain nahaari wasawaadillaili fii mala-in wakhola-in wasirrin wa’alaa niyatin yaa haliim.

Artinya: “Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dari semua dosa yang telah aku pintakan tobatnya kepada-Mu tapi aku mengulangi kembali melakukannya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari semua janji yang telah kuikrarkan kepada-Mu tetapi tidak kutepati; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari semua amal yang semula kuperuntukkan bagi-Mu Yang Mulia tetapi lalu dicampuri oleh selain-Mu; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari semua nikmat yang telah Engkau curahkan kepadaku lalu aku pergunakan untuk berdurhaka kepada-Mu; dan aku memohon ampun kepada-Mu ya Allah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata dari semua dosa yang telah kuperbuat disiang hari ataupun di kegelapan malam, ditempat ramai atau di tempat sunyi, secara tersembunyi atau terang-terangan, wahai Dzat Yang Maha Penyantun”.

 

 


Latin;

Washollalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadiw wa’alaa aalihii washohbihii wasallam, walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin.

Artinya: “Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.

Sumber:http://play.google.com/store/apps/details?id=com.empiris.BelajarTajwidAlQuran

 


Stereotip "Wanita Sarjana" Memilih Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga

  Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi pada dasarnya selalu berorientasi mengenai masalah materi. Manusia selalu berusaha untuk bisa ...