Monday, June 8, 2020

Cerpen Menginpirasi "Rihlah"

  •   foto:www.spadibali.com          Lowongan Spa Therapist Luar Negri Egypt - Hotel Bintang Lima Kota Sharm El Sheikh, Kota Pariwisata di Mesir

Dulu saat SMA, aku selalu bersemangat menuliskan tujuan hidupku nanti kedepan mau seperti apa, dengan cara ditulis di buku harian dan dipajang dikamar dengan merancang sususan tujuan hidup yang sangat jelas dan terperinci. Sampai-sampai, sudah membayangkan perjalanan hidup yang sangat mulus tanpa adanya lika-liku, mulus seperti jalan raya di Kanada, dengan tanpa memikirkan sedikit pun kegagalan-kegagalan yang akan terjadi, biarpun terjatuh pasti akan mudah untuk bangkit lagi.

Tapi heuh…..Nyatanya, hidup ini sangat penuh dengan rintangan bagaikan akar yang membelit. Di dalam benakku selalu terpikir “Apakah aku akan sukses? Terbayang jadi orang kaya enak juga bisa membeli apa yang kita mau tanpa harus memikirkan uang”. Ujarku dalam hati  penuh dengan angan-angan. Awal memasuki dunia perkuliahan hatiku sangat bersemangat penuh dengan kegairahan. Dengan hebatnya berkata “Kamu keren belajar mati-matian tidak sia-sia masuk juga perguruan tinggi favorite.” Ujarnya dalam hati dengan sedikit keangkuhan di dalam dirinya.

Sempat terpikir dibenakku yang paling dalam akan jadi apa diriku kelak nanti? Guru, Proffesor, atau Pengusaha? Kebingungan tersebut kini sudah terjadi padaku, aku sudah lulus kuliah dengan nilai yang tidak terlalu tinggi namun tidak terlalu rendah, dengan bangganya mempunyai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Gajah Mada.

“Ibuu, Alhamdulillah akhirnya Andra lulus juga semoga saja segera mendapatkan pekerjaan, supaya bisa membalas budi ke ibu dan kakak-kakak. Terimakasih telah mendukung Andra hingga awal sampai lulus kuliah”. Ujarnya memeluk ibunya

“Alhamdulillah anak ibu lulus dengan nilai yang bagus, Aamiin mudah-mudahan Allah permudah.” Ucapnya

Ibu ku sangat bangga ketika aku sudah mempunyai ijazah dan gelar pasti itu akan memudahkan untuk mencari pekerjaan. Namun, nyatanya tak seindah dengan ekspetasi susahnya mencari pekerjaan kesana-kemari sangat sulit dan selalu ditolak terus.

Sudah tiga minggu ini aku melamar pekerjaan keberbagai perusahaan Marketing, Public Relations, Periklanan dan masih banyak lagi dengan penuh kepercayadirian yang sangat tinggi hingga tiba saatnya dipanggil untuk bergiliran di interview tapi nyatanya…

“ Silahkan duduk.. Apakah ini dengan saudara Felix Andra usia 23 tahun lulusan Universitas Gajah Mada apakah betul?” Ujar Sekertariat Perusahaan

“Iya pak dengan saya sendiri.” Ujarnya gugup

Setelah di interview di berbagai perusahaan dan untuk mengetahui hasilnya hanya menunggu satu minggu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba

“ Hasilnya udah keluar, harus langsung liat nih moga aja beruntung, Bismillah ternyata.. hasilnya tidak di terima satupun diperusahaan? Ada yang salah apa gimana… sedih banget Ya Allah masa gak ada yang keterima satupun”. Ucapnya dengan raut wajah yang murung

Andra setelah mengetahui hasilnya sempat mengurung diri, namun ibunya selalu menyemangatinya.

“Dra udah jangan murung terus ini bukan rizkynya udah ikhlasin aja toh masih banyak perusahan-perusahaan lainnya bukan itu aja.” Ucapnya mengelus Andra

“Iya bu tapi Andra malu harus diam dirumah terus” Ucapnya

Saat aku sedang dikamar aku mendengar ada tetangga ke rumah ku untuk memberikan oleh-oleh, karena sudah pulang dari Mekkah. Aku tidak sengaja mendengar perbincangan mereka, dia dengan bangganya berkata: “Hen tau gak anak aku yang cowo dia kan gak kuliah yah cuman lulusan SMK, Alhamdulillah nya dia dapet pekerjaan di PLN dengan gajih perbulan sampe 7-9 juta perbulan, anak kamu si Andra kan udah lulus kuliah tuh… apalagi di perguruan tinggi favorite udah kerja apa dia sekarang? Ucapnya dengan keangkuhannya

“Alhamdulillah kalau gitu anaknya sudah nemu rizkynya, ya anak saya masih mencari-cari pekerjaan yang tepat. Doain supaya cepet-cepet diterima.” Ujar ibu Andra

“Hmmm Aamiin… Oh iya Hen anak aku juga sebentar lagi mau nikah loh, bilangin yah ke anak kamu” Ucapnya

Setelah tamunya pergi ibuku tidak bercerita tentang anak tetangganya itu, namun dia hanya bilang kepadaku anak tetangganya itu akan segera menikah. Hatiku merasa tercambik-cambik ketika mendengar perkataan si tetangga yang merendahkan diriku didepan orang tuaku sendiri. Di sinilah aku memutuskan untuk mencari pekerjaan ke berbagai perusahaan dengan tekat yang sangat kuat. Namun setelah mencoba tetap saja CVnya selalu ditolak.

Keesokan harinya ibuku mengajak aku untuk berdiskusi kecil mengenai pekerjaan, juga sedikit menasihatiku, tak disangka ibuku sedikit kecewa kepadaku yang lebih parahnya lagi malah terhasut oleh omongan tetangganya. Pikirku ibuku akan mensupport, tapi dia malah menjatuhkan perasaanku. Disini aku langsung merasa duniaku terasa hancur, mau apalagi ketika ibu sendiri saja tidak mempercayai anaknya, juga sekarang dia malah membandingkan diriku dengan kakak-kakakku.

“Andra ibu mau bicara sama Andra bukannya ibu marah atau apa, kamu harusnya mencari pekerjaan lagi yang lebih giat, apa gak malu sama anak tetangga, dia udah kaya raya udah bisa nyenengin orangtuanya.. Lah kamu masih gini-gini aja cobalah untuk lebih bisa bersemangat lagi, liat tuh kakak-kakak kamu setelah lulus kuliah udah dapet tuh pekerjaan… lah kamu,,, di tolak terus kamu kuliah ngapain aja, jangan-jangan nilai kamu hasil contekan? Ujarnya dengan sedikit kekecewaan

“Allahu maafkan Andra bu yang belum bisa kayak anak orang lain,, KAYA ANAK TETANGGA  yang sudah bisa membahagiakan orangtuanya sendiri. Andra juga nyadar diri bu, Andra hanya bisa numpang dirumah ibu, tapi Sumpah bu Demi Allah aku gak pernah nyontek itu murni nilai hasil kerja keras Andra. Jangan banding-bandingkan aku dengan yang lain suatu saat nanti aku akan kaya raya mungkin tidak sekarang tapi nanti. Allah juga tahu niat seorang hambanya yang baik tidak akan tertolak doanya” Ucapnya dengan nanda tinggi

Setelah perbincangan itu selang bebeapa hari aku memutuskan untuk pergi keluar negri untuk memulai karir disana sendirian dengan hanya bermodalkan tekat yang kuat tanpa adanya dukungan. Ibuku tidak menyetujuinya karena masalah biaya, belum tempat tinggal dan yang lainnya, masih mengkhawatirkan karena aku disini juga masih nganggur apalagi diluar negri mau jadi apa nantinya.

“Bu aku mau ke luar negri untuk memulai karir disana dan sekolah di Al-Azhar, Andra tahu ibu tidak akan menyetujuinya tapi Andra kekeh mau berangkat. Ujarnya dengan tegas

“Boleh kamu pergi tapi ibu tidak akan ngasih uang sepeserpun, kenapa kamu yang paling keras kepala dibandingkan dengan kakak-kakakmu.” Ucapnya

Tidak ada yang mendukungku sekarang tapi tidak disangka ternyata kakak kedua ku sangat mendukung aku pergi keluar negri dia hanya bisa memberikan uang untuk penerbangan saja ke Mesir soal penginapan dan makan sehari-hari dia tidak bisa membantu karena dia juga mempunyai anak yang harus ditanggungnya, untungnya aku punya sedikit tabungan dan hasil kerja Freelance ketika kuliah dulu . “Kenapa aku pergi ke Mesir yah senekat gini yah gue dan jurusan apa yang akan aku ambil nanti? Ahh bodo amat yang penting gue keluar dari rumah, cape hati dirumah terus”. Ucapnya dalam hati

Setiba di Mesir meskipun aku seorang laki-laki tapi ada rasa sangat ketakutan karena tidak ada orang yang dikenal, namun aku yakin bahwa selalu ada Allah. Karena Allah di Indoensia sama dengan di Mesir, “Allah itu ada dimana-mana ngapain lo takut hah? Kudunya lo harus yakin pasti Dia akan bantu lo, karena setiap orang punya takaran rizkynya masing-masing” Ucapnya dalam hati. “Kemana kakiku melangkah aku selalu ucapkan doa-doa agar tertolong”. Ucapnya

Saat kaki melangkah sambil mengucap “Bismillah” meneruskan perjalanan tapi hati ini tergerak untuk melangkah ke Masjid yang ada di Bandara, waktu juga masih sangat pagi aku langsung Sholat Duha dengan penuh keyakinan berdoa “Pertemukan saya dengan seseorang yang baik hatinya untuk bisa mengarahkan saya ke Al-Azhar karena saya ingin kuliah disana” Dengan tangisan syahdu

Saat saya sedang membereskan sejadah yang berantakan tiba-tiba ada marbot masjid yang datang mengampiriku dia mengajak ngobrol dengan Bahasa Arab.

“Alsalam ealaykum swa' kunt muazaf jadid? (Assalamualaikum apakah anda pekerja baru?) Ucapnya

“Wa’alaikumusalam………” Ucapnya kebingungan karena tidak mengerti bahasanya

“Hal tafahum ma aqwl?” (Apakah anda mengerti apa yang saya ucapkan?) Ucapnya

“Hal yumkinuk altahaduth ealaa jujil liltarjimat hataa 'afahum ma taquluh, asif la 'astatie altahaduth biallughat alearabia.” (Bolehkah anda berbicara di google translate supaya saya mengerti apa yang anda katakan, maaf saya tidak bisa berbahasa Arab) Ucapnya menggunakan Google Translate

“Awh asif la 'aerif! Pasti anda orang Indonesia kan, kalau gitu saya berbahasa Indonesia saja karena orang Indonesia banyak yang tinggal di Mesir jadi saya sedikit-sedikit bisa Bahasa Indonesia. Tadi saya tanya apakah anda pekerja baru?” Ucapnya dengan keramahannya

“Alhamdulillah saya memang tidak tahu Bahasa Arab sama sekali disini saya merantau untuk belajar di Al-Azhar, tapi saya tidak tahu tempatnya dimana dan saya juga tidak tahu harus tinggal dimana karena saya disini tidak mempunyai teman dan tempat tinggal, uang saya juga hanya sedikit untuk daftar kuliah disana”. Ujarnya

“Oh begitu,, ya udah anda bisa membantu saya untuk membersihkan Mesjid setiap harinya dan selalu dikasih makan gratis, untuk menginap di Mesjid juga boleh nanti saya kasih tikar, selimut dan bantalnya.” Ujarnya

“Alhamdulillah Ya Allah terimakasih banyak”. Ujarnya sambil terharu

Seketika perut mulai keroncongan, mau beli makanan tapi harus hemat apalagi di negri orang, untung masih ada sedikit sisa makanan pas di Indonesia. Setelah diijinkan untuk tinggal sementara di Mesjid aku langsung giat membereskan dan membantu orang-orang yang ada di Mesjid supaya banyak disukai oleh mereka. Alhamdullilahnya mereka sangat baik kepadaku. Selama seminggu menginap di Mesjid banyak sekali hikmahnya yang dapat dipelajari, setelah banyak sharing dengan mereka saya memutuskan akan daftar ke Al-Azhar dan memutuskan memilih jurusan Tafsir dan Ilmu Quran. Selama seminggu ini juga orang tuaku tidak pernah menanyakan kabar sama sekali, namun kakakku yang kedua menanyakan kabarku seperti apa, kami melakukan video call selama 2jam, membicarakan keadaan rumah dan keadaan disini.

Sesudah memberishkan Mesjid dan makan, aku langsung searching mengenai perkuliahan di Al-Azhar ternyata biayanya lebih murah di Mesir dibandingkan di Indoensia, namun aku tetap bingung dengan perihal biaya yang harus ditanggung, untungnya juga mereka sedang menerima beasiswa dan mahasiswa baru. Aku langsung memutuskan untuk pergi kesana di antar oleh teman yang tinggal di Mesjid.

Setiba di Al-Azhar dan kami langsung bertemu dengan Rektornya untuk memastikan pendaftaran dan administrasinya. Disini aku mengambil Jurusan Tafsir dan Ilmu Quran, untuk pembayaran pertama, untungnya tabungan masih cukup untuk membayar semuanya tanpa harus merepotkan siapapun. Aku juga memutuskan untuk pergi dari Mesjid itu karena tidak memungkinkan tinggal disana bandara ke Al-Azhar sangatlah jauh tidak memungkinkan tinggal disana terus, untungnya tadi aku langsung membawa semua barang-barang, jadi tidak harus bolak balik lagi, yang hanya membuang-buang waktu dan duit, lalu temanku pulang lagi dan aku memberikan ongkos ganti dan dia tidak mau, aku langsung kasih ongkos untuk perjalanan pulang ke supirnya.

Sebelum berangkat aku berterimaksih kepada dia dan menyampaikan salam perpisahan, ini memang berat karena aku sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri yang penuh kesederhanaan dan kehangatan.

“Makasih atas semua kebaikannya, semoga Allah membalasmu hingga berkali-kali lipat, doain juga suapaya bisa cepet sukses, salam buat orang-orang disana”. Ucapnya sambil terharu dan memeluknya

Untuk tempat tinggal untungnya ada asrama khusus pelajar Indonesia, jadi aku tinggal disana dam ternyata banyak sekali orang Indonesia yang belajar disini, ini memudahkan aku untuk bisa berinteraksi dan bisa juga meminta bantuan untuk diajarkan Bahasa Arab. Aku juga sudah menemukan teman yang selalu membantu, dia sangat baik orang Indonesia juga. Namanya Kaisar dia selalu mengajarkanku Bahasa Arab dan segala yang tidak diketahui oleh aku dia banyak sekali membantu.

“Dra ada lagi yang bisa gue bantu gak? Hahahaha gue seneng aja gitu bantu lo, soalnya cepet nangkap dan setelah gue ajarkan sama lo dipelajari lagi, biasanya orang yang gue ajarin kagak pernah dipelajari lagi.” Ujarnya dengan bangga

“Wkwkwkw untung lo sabar ngajarin gue, seneng banget bisa ketemu orang baik kayak lu nanti gue jajanin.” Ujarnya

“Kayak yang punya uang aja hahaha”. Ucapya

Berbagai ujianpun sudah dimulai dengan kekurangan harta, dan ilmu, aku yang hanya bermodalkan tekat sama sekali fakir ilmu tentang agama, untungnya masih ada sedikit pelajaran agama yang aku tahu, dari sini aku harus mulai belajar dengan keras dan harus bekerja sampingan juga untuk membayar kuliah, ini terasa berat namun jika kita bisa mengatur waktu ini akan terasa mudah untuk dijalani. Setelah selesai bekerja saya beristirahat dan langsung belajar lagi supaya makin nambah wawasannya, saya belajar Bahasa Arab dan mendalami Tafsir dan Fiqih secara otodidak, ini terus dilakukan setiap harinya. Aku juga sering menahan diri untuk tidak banyak nongkrong dengan teman-teman, karena kalau aku banyak nongkrong pasti uang dan waktuku akan terbuang dengan sia-sia.

Perkulihan sudah berjalan dua bulan, Tak terasa juga kerja serabutan sambil kuliah, terasa cape iya, sempat untuk menyerah iya juga, Alhamdulilahnya karena ibuku menelpon dan menanyakan kabar dan meminta maaf kepadaku yang telah meragukan anaknya. Disini aku mulai tumbuh semangat lagi untuk menjalankan semuanya, lebih bersemangat lagi.

Whatsapp Video Call Incoming

“Drd…drdd…drdd…..” Suara handphone berdering

“Siapa sih yang nelpon? Ucapnya

“Assalamualaikum Andra gimana kabarnya sehat nak?” Ujar ibunya sambil menangis tersedu ketika melihat wajahnya di video call

“Ibuuu, Ya Allah Alhamdulillah baik gimana ibu sendiri baik?” Ucapnya terharu

“Alhamdulillah sehat juga, Dra maafin ibu yang mungkin udah buat kamu sakit hati dengan perkataan ibu, ibu hanya ingin anak ibu sukses itu harapan ibu, ibu khilaf kemarin iri kepada tetangga sendiri”. Ujarnya

“Iya bu gakpapa Andra juga udah maafin ibu dari dulu bu, gimana kabar semuanya bu? Andra Alhamdulillah disini punya pekerjaan sampingan dan kuliah juga di Al-Azhar bu. Doain Andra supaya bisa sukses di dunia dan akhirat bu.” Ucapnya

Kini ibunya sudah sadar akan kesalahannya dan merekapun sering melakukan video call dan tidak ada lagi musuh-musuhan. Di sepertiga malam aku sering berdoa untuk kesuksesan dan segala hajat yang diinginkan. Berdoa disepertiga malam tidak cukup hanya sekali perlu setiap hari agar doa kita dikabulkan dengan penuh keberkahan.

Selang sebelum UTS ada teman sekelas mengajak berbisnis jubah yang didesign modern untuk para pemuda zaman sekarang, akhirnya aku join dan menyetuji menjadi modelnya. Tidak disangka target pencapaiannya sangat melejit kostumernya kebanyak orang Indoneisa. Kami hanya mengandalkan media sosial seperti Ig, Facebook, dan Youtube, tapi kuasa Allah sangat luar biasa dengan sekejap mata bisa Allah angkat derajat manusia jika kita bersungguh-sungguh.

“Andra lu mau gak bisnis ma gue nih lumayan, gue punya bisnis jubah nih dan gue perlu model buat Jubah gue nih. Gue liat juga fisik lu bagus dan lo lumayan cakep Dra maul ah nanti u juga dapet bayaran ko,” Ucapnya

“Serius lo ngajak gue, gue mana bisa jadi model tapi gue gak nolak hahah mudah-mudahan aja jubahnya laris nanti gue ikutan jadi distributornya kalau bisa.” Ucapnya bergembira

Tak disangka setelah mencoba berjualan online dengan model seadanya, hari demi hari OnlineShopnya semakin ramai, followersnya makin banyak dari sini juga saya berhenti kerja sebagai serabutan lagi. Saya juga langsung mencoba memulai bisnis baru yaitu menjual saffron khasiatya sangat bagus untuk kesehatan dan aku juga sebagai distributor Jubah temen saya, Alahmdulillah cukup laku juga tapi tidak seperti Jubah yang laris manis namanya  juga baru berbisnis ya butuh proses. Setelah aku mulai dikenal oleh banyak orang ibu dan kakak langsung menelpon.

Whatsapp Voice Call incoming

“Kenapa kamu jadi sangat terkenal di Instagram, kamu juga banyak followersnya jualan kamu laku-laku semua. Alhamdulillah anak ibu bisa sesukses ini padahal kuliahnya juga belum selesai.” Ucapnya Bergembira

“Iya bu Ahamdulillah atas izin Allah, awalnya Andra juga cuman diajak-ajak sama temen terus Andra mau gak disangka jualannya laku-laku juga, sekarang Andra udah lumayan sukses, udah berhenti kerja serabutan hasil jualannya lumayan banget buat biaya kuliah, Andra juga bisa makan enak lagi bu, Andra juga bisa ngasih uang sama ibu sama kakak, doain terus supaya jualannya laris terus bu”. Ujarnya terharu

“Iya kakak juga gak nyangka kamu bisa seperti ini, semangat jangan pernah lupakan kami, sebagai keluargamu. Ucapnya dengan bangga

“Ya ngga lah, anak macam apa aku kalau lupa sama kalian”. Ucapnya

Libur akhir semester sudah tiba dan aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan akhirnya sekarang sudah mempunyai uang sendiri bisa membeli tiket sendiri. Tiba di Indonesia tak sedikit yang mengenaliku anak muda semua melambaykan tangannya untuk menyapa diriku mereka kenal aku di sosmed dan tiba dirumah aku melepaskan rindu yang sudah dua tahun lima bulan perjalanan di ngeri orang ini, akhirnya bisa bertemu kembali dan bisa membawa bingkisan untuk keluarga dan para tetangga. Mereka sangat bangga kepadaku dulu diremehkan oleh keluarga sendiri setelah kesabaran dan perjuangan yang sangat keras, kini menghasilkan hasil yang tak terduga, karena dengan perjuangan, ikhtiar, dan doa InshaAllah akan menemukan jalannya sendiri.

Tiba ke rumah sudah tengah malam dan aku cukup lama mengetuk pintu belum ada yang membuka saat dibuka pintunya, ibu saya langsung memeluk erat sambil menangis.

“Tok..tok..tok.tokk”. Suara pintu mengetuk

“Assalamualaikum ibuu… buka ini Andra”. Ucapnya berteriak

“Wa’alaikumusalam, Ya Allah ini beneran Andra? Masuk duduk ibu siapkan makan sama minum dulu.Andra kamu makin ganteng aja ibu sangat kangen Dra.” Ucapnya Terharu

“Andraa palingling banget sekarang, gimana sehat?” Ucap kakaknya

“Alhamdulillah sehat, gak ada bedanya ternyata rumah masih tetep kayak dulu”. Ucapnya

Setelah ngobrol beberapa jam Andra langsung beristrirahat. Keesokan harinya saat berkumpul di ruang tamu, banyak menanyakan tentang kehidupan selama di Mesir dan perihal jodoh.

“Kapan nikah, umur sudah 25 tahun juga sudah pantas untuk menikahi seseorang”. Tanya keluarga

“Yah tenang aja, sekarang masih fokus karir dulu dan ada yang harus diselesaikan, selain mencari jodoh, pasti kalau sudah tepat waktunya pasti Allah permudah”. Ucapnya dengan penuh senyuman

Kini hidup Andra jauh lebih baik dari sebelumnya…

No comments:

Post a Comment

Stereotip "Wanita Sarjana" Memilih Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga

  Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi pada dasarnya selalu berorientasi mengenai masalah materi. Manusia selalu berusaha untuk bisa ...